Sebetulnya tadinya saya mau bahas sesuatu hal yang lain, tapi yang ini lebih mendesak sepertinya, heheheh.... Lebih berminat ngepost ini dulu...
Entah kenapa di tengah hari bolong tiba-tiba terlintas mengenai topik yang satu ini
Manusia dalam hidupnya mengalami dua fase, yaitu fase anak-anak dan dewasa. Manusia juga mengalami fase atau masa transisi, masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, yang sering disebut masa remaja. Masa ini ditandai dengan berbagai perubahan pada diri si ‘penderita’ (menurutku menderita sekali dalam fase ini ^^), baik fisik maupun mental. Perubahan fisik terkait dengan naik turunnya produksi hormon-hormon tertentu, tumbuh dan berkembangnya bagian-bagian tubuh tertentu. Sementara perubahan mental ditandai dengan menjadi tertariknya ‘penderita’ terhadap lawan jenisnya, entah mengapa (pada sebagian penderita) menjadi sibuk memperhatikan penampilan (termasuk berat badan,heheheh…), perubahan pandangan dan sikap, bertambahnya rasa keingintahuan (yang disertai dengan tindakan coba-coba), juga pencarian ‘jati diri’.
Apa sih jati diri itu? Banyak yang bertanya-tanya tentang hal itu, termasuk saya, yang belum menemukan di mana ‘jati diri’ itu bersembunyi. Namun pencarian jati diri pada setiap orang berbeda-beda. Ada yang sepanjang masa remajanya, atau mungkin setelahnya pun ia masih mencarinya.
Khusus untuk aku pribadi, aku mulai mencari ‘siapa aku sebenarnya’,’untuk apa aku hidup’, dan hal-hal seperti itu pada saat aku kelas dua SMP. Mungkin waktu itu baru terpikirkan karena masa kelas dua bisa dibilang masa yang paling bebas. Pada waktu satu tahun ini bisa dibilang tidak ada target kecuali untuk naik kelas ‘saja’. Kalau pada saat kelas satu sih, biasanya siswa-siswi sekolah, bahkan yang paling tidak bisa diatur sekalipun, masih malu-malu untuk berulah, sedangkan pada saat kelas tiga, sudah terdesak oleh kebutuhan untuk lulus, sehingga tidak terpikir yang macam-macam dan hanya disibukkan oleh kegiatan menghapal dan belajar. Karena itu, berhati-hatilah untuk yang sedang berada dalam masa ini atau punya anak dalam masa transisi ini.*kedip-kedip ke ambu*. Mbu, Devina bentar lagi kelas dua loh…
Di masa dua tahun yang lalu itu, karena mungkin aku tidak ‘mampu’ dan ‘mengerti’ bagaimana cara merefleksikan dan mencurahkan rasa ingin tahu, jadinya menjurus kearah yang negative. Lah, you-know-what, model males masuk kelas, males ngerjain pe er, dan mencoba ini-itu (pada taraf sangat mengkhawatirkan, yang terjadi adalah coba-coba barang terlarang macam rokok, minuman keras, bahkan narkoba, atau bahkan sudah masuk ke tingkat kriminal). Untungnya, aku masih belum terjerumus sejauh itu. Memang, malesnya nempel, males sekolah, karena terlintas pikiran seperti, buat apa sekolah, toh nantinya juga gitu-gitu aja yang namanya hidup, setelah lahir, sekolah, kuliah, cari kerja, berkeluarga, punya anak, mendidik anak-anak sampai besar, tua, mati deh. The end. Tamat. Selesai. Hal itu membuat pikiran yang terlintas selanjutnya adalah, jadi buat apa aku berusaha dalam hidup ini? Toh semuanya akan mengalir sesuai jalurnya.
Dulu, waktu kelas dua itu, entah dapat pencerahan dari mana, yang jelas semua kegundahan dan pertanyaan tentang jati diri itu terjawab. Akhirnya ya bisa menjalani kehidupan seperti biasa dan bisa melakukan semuanya dengan bersemangat.
Hingga saat ini…
Kenapa sekarang malah kepikiran, dulu dari mana ya aku dapat jawaban, dan apa jawabannya. Bingung lagi deh. Aku ini siapa sih?
Labels: Me