Tuesday, June 12, 2007
Apa? Apa yang terjadi?
Hehe, tenang, tidak ada kejadian yang menggemparkan untuk siapapun. Tidak juga buat saya, karena ini memang sering, bahkan sudah rutin terjadi.
Ya, seperti biasa, kalau pancaroba atau peralihan musim, kalau udaranya sedang dingin, kalau makan seafood, atau yang paling aneh, kalau sedang ujian, saya pasti sakit.
Aneh? Jelas. Kalau peralihan musim, cuaca sering berubah-ubah, begitu juga temperaturnya. Jadi kalau sakit, minimal flu, kadang sampai radang tenggorokan atau suara hilang, saya sudah pasrah. Ngomong-ngomong, suara hilang atau paling tidak serak juga sering terjadi kalau saya begadang untuk nonton bola sambil ngobrol dan teriak-teriak kalau gol di telepon, nonstop semalaman.
Saat udara dingin kemudian saya sakit, itu juga sudah nasib, karena saya memang tidak tahan udara dingin. Kalau makan seafood, dan beberapa jenis makanan lainnya, kemudian timbul bintik-bintik merah atau demam, itu juga biasa saja, karena saya alergi seafood *menangis meraung-raung karena gak bisa makan udang dan kepiting sepuasnya T.T*
Hanya saja, kalau ujian, entah kenapa saya juga selalu sakit. Er, tolong dicetak tebal,
sakit. Nah, benar. Aneh kan, rasa-rasanya musimnya biasa saja, ya kecuali kalau memang bertepatan dengan musim yang tidak menguntungkan atau bagaimana, baru bida dimaklumi. Tapi kalau faktor-faktor penyebab-sakit di atas tidak muncul dan waktu ujian saya selalu sakit, kan menyebalkan.
Errmm, faktor stress? Euh, maaf saja, ujian tidak pernah membuat saya stress atau tertekan :P. Lagipula, saya stress hampir sepanjang waktu, dan diwaktu-waktu biasa, saya biasanya tidak sakit, paling efek yang paling terlihat hanyalah... lupa T.T.
Yah, entah apa sebabnya, saya selalu sakit saat ujian, err, ujian umujm maksudnya, kalau ulangan harian biasa sih oke-oke aja :P. Sakitnya biasanya paling ringan bisa flu + demam, lebih jauh lagi bisa ditambah batuk-batuk atau radang tenggoorokan, bisa jadi ada sakit-sakit yang lain yang ikutan. Otomatis, setiap kali ujian, saya selalu jadi penyebar virus. Paling tidak, dalam tengat waktu dua hari, akan ada minimal 3 orang yang ikut bersin-bersin atau batuk-batuk seperti saya. Yah, santai saja, palingan cuma flu... *ditimpuks yang ketularan*
Sebenarnya untuk ujian kali ini saya agak optimis. Soalnya, minggu-minggu lalu saya sudah sakit. Pertama karena penyakit bulanan cewek, you-know-what lah :P, gara-gara itu saya jadi kena anemia berat dan tiba-tiba pingsan di sekolah. Oke, yang itu sekip-sekip saja :D.
Terus ditambah lagi di kaki kanan dekat lutut tiba-tiba ada benjolan merah yang di sekitarnya berwarna ungu dan sakit kalau disentuh. Di kaki kiri ada bintik-bintik merah yang mirip awal mula di benjolan di kaki sebelahnya. Euh, asumsinya sih karena virus. yang jelas itu sudah sembuh. Cuma meninggalkan bekas berupa warna ungu yang gak mau pindah :P.
Kemudian baru saja hari minggu, dua hari yang lalu, saya hampir pingsan lagi. Asumsinya sih gara-gara lupa makan, soalnya begitu makan crepes langsung agak ilang pusingnya, biarpun untuk jalan ke mobil masih sempoyongan. Yah, apapun penyebabnya, jangan sampai terulang deh. Kan gak seru, lagi asyik-asyik belanja di carefour tau-tau pingsan, gak keren, padahal keren kan nasib saya :-".
Nah, rentetan kejadian itu harusnya sudah cukup untuk membuat saya tidak sakit di saat ujian. Anggaplah itu sebagai ganti dari sakit saya waktu ujian. Tapi, memang sudah takdirnya, saat saya terbangun di senin pagi, tiba-tiba mata kanan saya terasa sakit, dan sepertinya ada benjolan-entah-dari-mana yang sudah bertengger di sana. Sakit, tentu saja!
Semakin lama benjolannya sepertinya membesar, walaupun tidak kentara, dan makin sakit kalau disentuh. Saat saya menulis ini pun, saya cuma melihat dengan satu mata, karena mata yang satu lagi ditutup, kalau dikedipkan sakit sih. Dengan begini berakhirlah kegiatan saya untuk kedip-kedip pada penjaga warnet supaya dapet diskon... *kabur sebelum disambit*
Wekekek, ya, pokoknya sekarang saya harus melihat dengan satu mata. Entah kapan bengkaknya hilang. Ujian? Yah, tetap saja harus masuk, harus dipaksakan, selama masih bisa berangkat ke sekolah, gak ada itu yang namanya izin-sakit-apalagi-alpa.]
Sialnya, saya sakit seperti ini, teman-teman sekelas saya yang lain (ditambah anak-anak kelas satu) malah bersorak. Karena sakit mata saya yang ini tidak menular, tentu saja, jadi mereka terbebas dari kutukan entah-siapa-kali-ini-yang-bakalan-ketularan-sakit *timpuks-timpuks pake sendal*
Labels: Me
+ Lily @ 11:28 am
_________