<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d33206210\x26blogName\x3dLily.en.da.days\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLACK\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://lilyendadays.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_GB\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://lilyendadays.blogspot.com/\x26vt\x3d6695960562355461877', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Thursday, July 26, 2007

Kali ini saya akan cerita tentang Launching Harry Potter and the Deathly Hallows, tanggal 21 Juli 2007 di Gramedia Merdeka, Bandung. Well, cereta yang ini jelas akan sangat subjektif, karena saya yang cerita, dan tentunya akan sesuai dengan suasana hati saya :-".

Launchingnya sebetulnya jam 6 pagi, namun karena saya mengajak anak-anak HPI dan IHP, maka saya mengundurjkan waktu pertemuan kami menjadi pukul 8 pagi. Yang bisa datang ternyata hanya Renny, Amanda, Retha, Tyas, dan Teguh. Meskipun hanya berenam tetap rame kok. Tapi saya tidak akan cerita-cerita soal mereka. Saya mau cerita soal games-games yang diadakan Gramedia saja :D.

Jadi, ada 4 level, sesuai dengan tiap asrama yang ada di Hogwarts. Tapi jangan kira bahwa gamesnya akan berkaitan dengan karakteristik asrama atau paling tidak Harry Potter, karena perkiraan Anda akan meleset.

Level Pertama adalah Hufflepuff. Di sini masih ada hubungannya dengan Harry Potter. Peserta diminta menjawab tiga pertanyaan untuk bisa lolos ke level selanjutnya. Well, itu mudah, skip saja deh bagian ininya :P.

Level Kedua adalah Ravenclaw. Di sini mulai ngaco, karena gamesnya sama sekali tidak ada unsur Harry Potternya sama sekali.
Berikut percakapan saya dengan mas-mas 'penyihir' penjaga stan:
Mas-mas: "Nih, Mbak, pake jubah ini dulu nih sebelum maen, biar kayak Luna Lovegood."
Saya: "Heh, kenapa harus Luna? Emangnya ini jubahnya Luna?"
M: "Ya nggak, cuma ya saya sukanya sama Luna aja, Mbak."
S: "Trus apa hubungannya sama saya?"
M: "Euh, udah lah Mbak, pake aja, trus maen!" (kesel karena saya banyak nanya :P)

Cara mainnya adalah, di situ ada tiga jenis permainan, setiap permainan kita diberi kesempatan tiga kali. Untuk lolos, kita harus memenangkan dua dari tiga permainan.
Permainan pertama, basket. Huhu, saya kan paling gak bisa maen basket T.T. Mana bola basket dan ringnya itu untuk yang anak-anak pula - -; Tapi untungnya pada kesempatan ketiga saya bisa memasukkan bolanya :D.
Permainan kedua, dart. Halaaah, mana bisa gituh, latihan, nyoba aja kagak pernah.. *timpuk mas-mas penjaga stannya T.T* Jelas saya gagal di permainan yang ini.
Permainan ketiga, lempar gelang ke botol.. *pingsan* Heuheuh, tuh kan, aneh :P. Udah gitu, botolnya itu adalah botol aqua yang plastik, tanpa isi. Itu mah kesenggol dikit aja langsung jatuh lah... Ga usah dibahas, saya gagal juga di yang ini.
Akhirnya saya tanya lagi sama mas-masnya:
S: "Mas, gimana dong, gak bisa!"
M: *ngahuleng* "Ya udah, saya kasih satuu... kesempatan lagi, cuma satu kali, permainannya boleh milih."
S: "Ya udah deh, basket ya?"
(Saya lempar bola ke ring)
S: "Yah, mas, gak masuk!" *nyengir*
M: *habis sabar* "Ya udah deh, lemparin aja terus sampe masuk!"
Wikikik, anehnya, begitu dibilangin gitu, saya langsung bisa masukin bolanya. Wakakak, duduls berat :P.

Level ketiga, ada di lantai dua, Slytherin. Begitu tiba, kami langsung disambut oleh suara MCnya, "Ya, inilah dia penantang kita berikutnya yang sudah berhasil melewati dua level sebelumnya. Apakah mereka bisa melewati tantangan berikutnya?"
MCnya ada dua orang, MC dari OZ Radio (dilihat dari kemeja yang dia pakai) yang nangkring di Level terakhir, Gryffindor, dan MC dari Gramedia yang memakai jubah dan menunggu di Level Slytherin.
Begitu saya datang, saya langsung dipanggil, dan terjadilah percakapan antara saya dan orang-orang Gramedia:
MC di Slytherin: "Mbak, Mbak, di sebelah sini! Iya... Nah, Mbak, namanya, siapa?"
Saya: *masih kaget dan syok* "Eh? Lily."
McS: Nah, Ly, sekarang kita di Level tiga, Slytherin. Cara maennya, ini ada warna-warna, di sampingnya ada mantra-mantra. Nah, nanti ada monster-monster keluar terus bawa-bawa warna itu."
Mbak-mbak Gramed: (Ga tau gimana dia ikutan ngobrol begitu aja :P) "Iya Mbak, terus Mbak tinggal ucapin mantranya sesuai sama yang dipegang sama monsternya." *nyodorin tongkat-panjang-berujung-bulan-perak-yang-sama-sekali-gak-mirip-tongkat-sihir*
S: "Lho? Monsternya ada berapa?"
McS: "Ada dua, itu tuh, lagi siap-siap." *nunjuk dua-orang-berjubah-mukanya-dicoreng-coreng*
S: "Trus, mereka ngeluarin warnanya gantian atau barengan atau satu-satu atau seorang cuma satu atau berapa, gitu?"
McS: "Haduh, Ly, masih gak ngerti? Ya satu lah. Haduh, pusing. Lu aja deh yang jelasin!" *manggil MC yang di Gryffindor*
S: "Ih, Mas, saya ngerti. Cuma Mas-nya aja yang gak jelas ngejelasinnya."
MC dari Gryffindor: *udah jalan beberapa langkah trus berhenti* "Tuh kan, baru juga gw samperin berapa langkah, dianya udah ngerti kok. Gw emang keren, udah ah." *balik lagi ke posisi semula*
S: *pengen ngelirik sinis tapi ditahan-tahan, trus mengalihkan perhatian lagi ke mas-mas MC Slytherin* "Mas, terus tongkat ini buat apaan? Diayunin doang, atau dipukulin ke Mas-mas monsternya? Atau dipukilin ke kertas warna yang dipegangnya?"
McS: "haduh, Ly, sadis amat sih! *syok* Cuma diayunin aja dikit, dipegang doang juga gpp." *narik-narik ke dalem kotak-segi-empat-di-lantai-dari-selotip-item* "Udah, kamu jangan bawel lagi, sini. Nah, Ly, kamu berdiri di sini, kamu jangan sampe keluar dari kotak ini ya."
S: "Mas, kalo..."
McS: "Euh, udah deh, nggak usah banyak ngomong, ni' anak cerewet banget sih. Udah, Ly, siap-siap tuh."
S: "Tunggu dulu dong mas! Kalo saya keluar kotak emangnya kenapa?"
McS: "Ya kamu didiskualifikasi."
S: "Trus kenapa saya pengen keluar kotak?"
McS: "Soalnya... Ly, tuh, fokus aja tuh, mau mulai gak?"
S: "Eh, Mas, kalo kaki saya keluar kotak tapi nginjek kaki Mas gimana?"
McS: "Eh, tuh Ly, monsternya dateng!" *buru-buru kabur sebelum ditanya-tanya lagi*
Wikikik, lalu monsternya datang, dan mereka berdialog dulu sebentar, lalu mulai bertingkah laku seperti zombie yang datengnya pelan-pelan gitu sambil bawa warna tertentu, Huhuh, ya gampanglah itu mah... Tapi, sambil ngucapin mantranya, saya kan ngayunin tongkat, lalu karena tongkatnya berat, saat diayunkan sasarannya dengan tidak sengaja 'meleset', menuju pundak setannya. Wekekek, rasain tuh :P. Sialnya, si setan itu masih sempet memperingatkan temennya, "Eh, gw bilangin, jangan deket-deket sama dia, ntar dipukul beneran!" Wakakak... *evilgrin*

Level keempat, Gryffindor. Di sinilah puncak dari segala keanehan :P. Dateng-dateng, si MCnya malah manggil terus nyuruh duduk.
McG: "Waah, Lily udah lolos ya? Sini, sini, duduk di sini"
S: *bingung, masih gak nyadar udah di Level terakhir, jadi pasrah aja duduk*
McG: *tarik cewek-seorang-lagi-entah-siapa* "Nah, tes terakhirnya, panco, pake tangan kiri."
S: "Heh? Panco? Ngapain? Ini masuk challenge atau cuma games biasa aja?"
McG: "Ih, udah deh, kamu banyak protes ah. Ayo, mau panco gak? Kalo ga mau, nanti ga saya kasih nih pinnya."
Mungkin karena postur saya dan lawan saya itu seimbang, kecuali bahwa dia itu lebih tinggi T.T, atau mungkin karena kita berdua cewek, maka tidak ada yang menang. Begitu jujga waktu gamesnya diganti dengan panco kelingking, dan akhirnya panco tangan kanan, tetap tidak ada yang menang. MCnya sampe mencak-mencak, soalnya dia bosen nungguin. Mungkin mencak-mencaknya sebagian karena saya protes-protes dan nanya-nanya melulu :D.

Akhirnya, setelah ada dua orang lagi yang lolos ke Level terakhir, MCnya menghentikan panco-tanpa-hasil kami. Terus tau-tau dia bilang, "Ya udah, ayo, semua yang udah lolos, naik ke atas panggung! Kamu juga sini, Lily. Udah, jangan banyak protes, sinih!" *narik-narik tangan saya* "Nah, sekarang semuanya berdiri pake satu kaki... Ya, kayak gitu... Terus agak jongkok sedikit, yak... Nah, terus kayak gitu sampe cuma tinggal satu yang berdiri... Hehe, gw ngarep si Lily duluan tuh yang jatoh!" *saya berniat lempar pisau kalo di deket situ aja pisau T.T*

Huhu, gara-gara saya waktu berangkat udah lari-lari karena takut kesiangan, dan waktu olahraga sempet keseleo, jadinya jelas gak tahan sama tes beginian. Dalam keadaan sehat walafiat aja saya belom tentu tahan kok :P. Alhasil, karena saya gak tahan lagi, udah pengen menjejakkan kedua kaki di lantai lagi, tapi di sisi lain ga mau menyerah pada si Mas MC Gryffindor itu, akhirnya loncat-loncat pake satu kaki di atas panggung =)). Dan sepertinya gara-gara itu, panggungnya jadi agak bergetar gitu deh. Awalnya sih gak ngaruh, tetapi... akhirnya cewek yang di sebelah saya, yang tadi adu panco saya saya, jatuh juga :)). Ramalan (dan harapan) Mas MC gak jadi kenyataan deh *siyul-siyul*.

Saya juga sempet foto-foto orang-orang berjubah itu, yang tadinya jaim dan tanya-tanya gitu, tapi setelah dibilang kita dari milis dan forum, karena Renny keceplosan ngomong, mereka akhirnya malah pada berpose gitu saat difoto, gak ada yang mau ketinggalan, duh :P.

Setelah selesai main-main, akhirnya saya membayar buku HP7-nya deh di kasir. Tapi waktu mau turun ke bawah, saya lihat Tyas yang juga kalah, tapi dia dapet pin, padahal saya tadi ga dikasih. Akhirnya,
Saya: "Tyas, kamu tadi kalah kan?"
Tyas: "Iyah."
S: "Kok dapet pin sih?"
T: "Gak tau, tadi dikasih sama mas-masnya."
Saya jelas tidak terima kalau diperlakukan tidak adil seperti ini. Jadi, saya mendatangi meja Gryffindor lagi, di mana ada seorang mbak-mbak duduk.
Saya: "Mbak, saya minta pinnya."
Mbak2: "Lho, tadi Mbak menang ga?"
S: "Nggak, tapi tadi temen saya juga kalah, dan dia dapet."
*tiba-tiba dateng mas-mas, entah dari mana*
Mas2: "Kenapa, ada apaan nih?"
Mbak2: "Ini nih, Mbak ini minta pinnya, tapi dia kalah waktu games terakhir tadi."
S: "Tapi temen saya yang kalah juga dapet kok pinnya." *keukeuh, tetep ga terima*
Mas2: "Err... Gini Mbak, sebenernya pin ini tuh buat dijual.."
S: *langsung ngejawab* "Berapa harganya? Saya beli."
Mas2: "Haduh, si Mbak ini nantangin banget... Ya udah deh, kasih aja."
Dan, voila, saya dapet deh pinnya. Huh, mana mau saya diperlakukan tidak adil :-". Sudah jelas saya akan menuntut hak saya lah :-".

Setelah itu, kami pun berpencar. Teguh pergi ke rumah dosennya, sedangkan Tyas, Retha, saya dan Manda pergi ke Kafe dekat Gramed untuk internetan. Setelah beberapa lama, saya kembali ke Gramed untuk ngambil jatah kaos dari Mas Alan, wekekek, kan lumayan, biarpun ukurannya L, yang jelas kegedean kalo di sayah T.T. Kita cuma berdiri di luar Gramed sih, ngomongin soal challenge-challenge tadi, dan hal-hal lain.

Lalu, tiba-tiba saya bertemu temen saya yang ngajak ke lantai atas Gramed lagi. Ya sudah, saya ikut, dan ternyata orang-orang Gramed sudah mulai beres-beres karena games untuk hari itu sudah selesai, meskipun masih ada beberapa orang berseliweran memakai jubah.

Di lantai, atas, saya kebetulan bertemu dengan orang yang berperan sebagai setannya, yang sepertinya syok melihat saya :D. "Hadoh, kamu lagi! Gamesnya udahan kok, udah, pulang sanah! Besok lagi aja!" Nyahahah, separah itukah saya mengacau di Gramed :P. Oh iya, untuk report lebih lanjut, dan foto-foto, bisa dilihat di sini.

***

Dua hari kemudian, hari Senin pukul tiga sore, saya datang lagi ke Gramedia, karena Unit Informasi Gramedia menelepon saya dan memberitahukan tentang hal tersebut.
Saya kira saya sudah dilupakan. Saya kira mereka tidak akan mengenali saya. Ternyata saya salah, karena ternyata mereka mengenali saya, yang berarti mereka memang ngefans sama saya... *dipentung payung*

Padahal saya berjalan-jalan di tempat yang lumayan tersembunyi, seperti di sekitar rak buku di pinggir ruangan. Saya juga tidak berperilaku mencolok, rasanya. Juga waktu gamesnya, waktu itu kebetulan dua-duanya cowok yang kena. Mereka disuruh berdiri dengan satu kaki seperti saya dua hari yang lalu, gyahahahhahah... *tertawa bengis*

Lalu, ya akhirnya saya memang ke tengah ruangan, di antara sekian banyak orang dan buku-buku, jadi seharusnya mereka tidak mengenali saya, dan memang tidak ada indikasi mengenai hal itu. Mereka terus saya mengerjai dua-orang-tidak-beruntung itu. Mereka juga tenang-tenang saja waktu mengundi dua hadiahnya. Jadi saya meraka aman.

Tapi, waktu MCnya bilang, "Yah, masih ada dua hadiah lagi nih yang belum dibagiin, cowoknya udah kan tadi, jadi sekarang tinggal ceweknya kalo gitu! Nah, Mbak-mbak penyihir ini yang bakalan milih pesertanya." Huhuhuh, feeling saya langsung gak enak. Jadi saya memilih membaca resensi di belakang sebuah buku dan menunduk saja :P.

Tapi feeling saya benar. Tau-tau kedua mbak-mbak berpakaian penyihir itu sudah berdiri di sebelah saya dan mengandeng tangan saya. Jadinya, saya menengadahkan muka dan senyum-senyum deh sambil bilang, "Hehe, halo Mbak... :D." Parahnya, si mbak-mbaknya malah bilang, "Ternyata bener Lily..." Huhuh, ternyata mereka memang mengenali saya, tidaaaak.... Fans saya bertambah lagi... *kabur sebelum diserbu massa*

Sampai di depan, MCnya juga sambil cengar-cengir bisik-bisik ke saya, "Hehe, kena deh Lily, sini kamu, saya tau kamu mah gak tau malu." Ya ampyuuun, padahal saya mah pemalu gini :">.
Ya, singkatnya si mas-mas itu kejam deh ke saya, dia nanya-nanya cewek yang jadi lawan saya, tapi sayanya dicuekin, huu.. *tendang mas-mas MCnya ke mars* Challengenya ternyata nista berat pula. Jadi, kami berdua (saya dan lawan saya yang cewek juga) harus menghapal nama dan nomor telepon cowok-cowok yang ada di Gramed itu dalam waktu satu menit. Huhu, duduls berat ahh, skip... yang jelas saya dapet mug deh :P.

Huks, agak kesel deh... Dan tau apa pendapat Papi saya soal ini?
'Dikerjain? SOKOOR..! :-". Bawel? BENAR. Kebanyakan nanya? BENAR. Kebanyakan protes? BENAR. Kebanyakan minta traktir? BENAR. Kecentilan? BENAR. Keren? TIDAK BENAR. Duh, nak, emang sifatmu banyak yang duduls kok. Dan itu bukan turunan dari Papi. Papi kan keren. Hadapilah kenyataan.. :-".'
. . . . . . .
. . . . . . .

*lempar kuali ke kepalanya Papi*

Labels:



+ Lily @ 2:48 pm 3 Comments

_________